“Kita predisksi Senin, bunga bangkai ini akan mekar sempurna dengan ketingin lebih dari dua meter. Mekarnya bunga bangkai ini adalah yang keenam kalinya sejak ditanam pada 2 Nopmber 2009 lalu,” katata Koordinator Peneliti Bunga Amorphophalus Titanum Diah Latifah, Minggu (23/11) .
Dia mengatakan, bunga bangkia ini ditanam dari umbinya yang dimabil di sebuah daerah di Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan. “Pertama kali mekar pada 8 Januari 2010, fase daun berlangsung selama 12 bulan, kemudian umbi sebesar 23 kilogram memasuki periode dorman (fase istirahat) selama sembilan bulan,” jelasnya.
Pihaknya berharap dengan mekarnya bungan bangka pada waktu yang berdekatan, masyarakat bisa h memahami perbedaan antara bunga Padma Rafflesia yang mekar pada 2 November lalu, dengan bunga bangkai raksasa.
“Bunga bangkai ini akan mekar sampai tiga atau empat hari, hingga akhirnya layu dan menyisakan batang bagian bawah dan pucuk bunga di bagian dalam,” katanya.
Mekarnya bunga bangkai pada waktu yang berdekatan bunga Raflesia Patma diharapkan masyarakat bisa membedakan.
“Jika Rafelisia, masa pertumbuhan bunga memakan waktu sembilan bulan, tetapi masa mekarnya hanya lima- tujuh hari,” katanya.
Setelah itu Raflesia akan layu dan mati. Sampai saat ini Rafflesia tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati, raflesia akan ikut mati.
Sebab itulah raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup. Keunikan-keunikan itulah, yang perlu diluruskan dari kesalahkaprahan di masyarakat selama ini.
“Bunga bangkai dan raflesia benar-benar berbeda dan memiliki keistimewaan tersendiri,” tambahnya