Laki-laki itu bernama Imam (32), seorang mantan debt collector. Ia tewas dengan sejumlah luka tusuk di dada dan pinggang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Imam tewas di tangan Dedi alias Gundul (36). Perkelahian diduga terjadi karena memperebutkan seorang janda tiga anak.
Saksi mata, Dina (33), warga Kelurahan Lamper Lor, Semarang Selatan, mengatakan, perkelahian terjadi sekitar pukul 13.10 WIB. Ketika itu, Dedi baru saja selesai makan bersama janda yang bernama Sri Ningsih (51) dan salah satu anaknya. Tiba-tiba Imam datang dan langsung memukulnya menggunakan balok kayu. Imam sendiri diketahui merupakan mantan pacar janda tersebut. Pemukulan tepat mengenai kepala Dedi. Dengan bersimbah darah, ia kemudian bangkit dan melakukan perlawanan. Duel semakin berlanjut dengan membabi buta antara keduanya.
"Saat itulah Dedi menusuk Imam dengan pisau," ungkap pemilik warung tersebut.
Mengetahui Dedi menggunakan pisau, Imam berlari ke jalan raya. Sempat terjadi kejar-kejaran, Dedi lalu menusuk Imam berkali-kali. Imam yang sudah terluka parah sempat bersembunyi di warung.
Kondisi menjadi panik akibat peristiwa tersebut sebab sejumlah warga yang akan melerai takut karena Dedi membawa pisau. Dedi kemudian pergi bersama janda tersebut dengan mengendarai sepeda motor.
Imam sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara oleh warga sekitar menggunakan angkutan kota. Namun, karena pendarahan berlebih, akhirnya nyawa Imam tidak tertolong. Dina mengatakan, Dedi dan janda tersebut sering makan di warungnya.
"Setahu saya, Imam terlebih dulu pacaran, kemudian dengan Dedi," katanya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Semarang Selatan Ajun Komisaris Bayu Suseno mengatakan, pihaknya sudah menangkap Dedi satu jam setelah kejadian. Akan tetapi, ia belum menjelaskan secara detail latar belakang peristiwa maut tersebut.
"Kami masih melakukan penyelidikan. Sudah ada empat saksi diperiksa. Sampai saat ini kami masih mencari barang bukti yang diduga dibuang pelaku," katanya.