Berkali-kali ikan lumba-lumba itu merapat ke tepi kemudian berenang lagi ke tengah laut. Ratusan anak-anak berlarian mengikuti arah gerakan si lumba-lumba. Beberapa kali ikan lumba-lumba itu berhasil ditangkap dan dijadikan mainan anak-anak.
Sejumlah nelayan dewasa berinisiatif untuk membawa lumba-lumba itu ke darat untuk memeriksa keadaan si lumba-lumba. Ternyata sejumlah bagian tubuh lumba-lumba terluka dan mengeluarkan darah.
"Biasanya, kalau sudah begini, sulit untuk bisa hidup," kata Basri, salah seorang nelayan. "Tahun lalu juga pernah ada lumba-lumba yang terdampar di sini. Sudah coba dikembalikan ke tengah laut, tapi tetap saja kembali lagi, sampai akhirnya mati," tutur Basri.
Menurut dia, nelayan setempat tidak memakan daging ikan lumba-lumba. "Terlalu banyak darahnya, seperti manusia," katanya.
Setelah diperiksa keadaannya, si lumba-lumba kembali dilepas ke laut yang kemudian sontak disambut dengan tepukan tangan anak-anak. Mereka kembali berlarian ke arah berenangnya si lumba-lumba.
Cerita terdamparnya lumba-lumba tersiar begitu cepat dari mulut ke mulut sehingga warga yang berkumpul semakin banyak. Bagi anak-anak, kehadiran lumba-lumba itu adalah hiburan tersendiri mengisi waktu liburan mereka.