Demikian disampaikan Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan saat ditemui di kantor Pertamina Learning Center Simprug Jakarta, Jumat (7/12/2012).
"2025 kita butuh tenaga kerja sekitar 25 ribu, dari yang ada saat ini 14 ribu. Dan itu kita tidak bisa kita ambil frashgraduate saat proyek sedang jalan," ujar Karen.
Terkait kebutuhan sumber daya manusia tersebut Pertamina mengambil dari universitas yang dikelolanya sendiri. Dengan begitu, ketika anak didiknya lulus sudah bisa langsung bekerja. "Saat ini kita harus invest dulu. Jadi kalau ada proyek besar kita sudah siap dan sebelum ada proyek kita minta agar mereka magang ditempat partner kita yang mempunyai lapangan/kilang yang sama," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat ini universitas yang dikelolanya baru bisa untuk melayani Pertamina. "Saya masih konsen untuk keperluan internal dulu. Tapi tidak menutup kemungkinan dibuka untuk umum kalau ini jadi besar," ujar Karen.
Sementara terkait investasi yang dikucurkan untuk membuka universitas tersebut dirinya mengatakan tidak terlalu besar karena dari hasil kerjasama dengan beberapa perusahaan lain. "Jadi bentuknya itu bukan Pertamina bayar konsultan. Tapi kita kerjasama dalam bentuk EOR (Enhance Oil Recovery), seperti halnya dengan Petrofex," kata Karen.
Hari ini Jumat (7/12/2012) Pertamina, meluncurkan Pertamina Corporate University sebagai sebuah terobosan baru dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pembentukan Corporate University ini dilatar belakangi dengan semakin ketatnya persaingan di industri minyak dan gas (migas) dan dalam upaya untuk mencapai misinya sebagai perusahaan kelas dunia.