Menteri Pertahanan Jepang Satoshi Morimoto juga memerintahkan para pasukannya untuk mencegah dan menghancurkan roket Korut yang akan masuk ke wilayahnya. Namun Sekretaris Kabinet Jepang Osamu Fujimura meragukan hal itu.
"Kami ingin mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya peristiwa yang tidak terduga," ujar Fujimura, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (7/12/2012).
Negeri komunis itu diprediksi akan meluncurkan roket pada 10 hingga 22 Desember. Peluncuran roket itu menandai satu tahun kepemimpinan Kim Jong-Un sekaligus satu tahun kematian Kim Jong-Il. Pada 19 Desember, Korea Selatan (Korsel) juga akan melakukan pemilu presiden.
Isu Korut pun menjadi topik perdebatan antar calon Presiden Korsel. Kandidat dari partai konservatif, Park Geun Hye, dan oposisinya, Moon Jae In, sama-sama sepakat untuk mengadakan dialog dengan rezim Korut.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) juga memiliki rencana untuk mengawasi Korut dengan kapal perangnya. Kapal-kapal yang akan dikerahkan AS merupakan kapal yang sudah dilengkapi dengan sistem pertahanan misil.
"Kapal-kapal ini sanggup menjadi pertahanan dari serangan misil balistik. Dan kami siap melakukan apapun," imbuhnya.
"Kami akan menggerakkannya (kapal tempur) jadi, kami bisa mewaspadai situasi di sana," ujar Pimpinan Komando Pasukan AS di Pasifik, Laksamana Samuel Locklear