|
BERITA |
OLAHRAGA |
HUMOR |
SEKS |
RAMALAN BINTANG |
Festival budaya dan seni yang digelar sejak siang tadi praktis menutup seluruh akses jalan dari Tugu Pahlawan hingga Jalan Gubernur Suryo.
Pantauan merdeka.com Minggu (14/10), konvoi pesta seni dan budaya dari seluruh wilayah di Jawa Timur ini, dimulai dari Kantor Gebernur di Jalan Pahlawan dan dilepas oleh Sekdaprov Jawa Timur, Rasiyo. Pawai akan berakhir di depan Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo dan akan disambut langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
Pada gelaran pesta seni dan budaya ini, ada yang menampilkan rombongan pasukan ala Kerajaan Majapahit plus kereta kencana berkepala ayam dari Mojokerto, tari Jaranan, Reog Ponorogo dan beberapa kesenian tradisional lainnya. Bahkan, peserta dari Kediri juga rela membawa seekor kuda putih untuk ikut meramaikan acara ini.
Tak ada pengawalan ketat dari pihak kepolisian terkait pengamanan jalan. Pihak Polrestabes Surabaya hanya menurunkan polisi lalu lintas saja. Bahkan, di antara mereka diperintahkan mengikuti pawai motor pengaman polisi. Beberapa polisi ada juga yang melakukan atraksi di atas motor trail dan moge (motor gede).
Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Suparti mengatakan, pesta budaya dan seni kendaraan hias ini berakhir Maghrib ini. Rute yang dilewati parade budaya dan seni ini meliputi Jalan Pahlawan, Gemblongan, Tunjungan dan berakhir di Jalan Gubernur Suryo.
Sementara itu, selain dipadati peserta pawai dari 36 kabupaten/kota, Jalan Pahlawan hingga Gubernur Suryo dipadati warga Surabaya dan pengguna jalan yang berhenti untuk menonton.
Ajang festival seni tradisional ini, juga menjadi ajang kesempatan bagi para pedagang kaki lima untuk menggelar dagangannya di atas trotoar.
"Ya biasanya nggak boleh jualan di trotoar, karena ada acara ini ya nggak apa-apa. Kan nggak setiap hari," celetuk seorang pedagang buah saat ditemui di lokasi.
