Kamis, 20 Desember 2012

SIR ALEX FERGUSON MENJADI DOSEN SEKOLAH HARVARD

Bagikan Artikel Ini :
Sir Alex Ferguson, manajer Manchester United, muncul di Sekolah Bisnis Harvard, Boston, Amerika Serikat, untuk menjadi dosen tamu Universitas bergengsi tersebut.

Dalam kuliah tersebut, untuk pertama kalinya Ferguson membeberkan rahasia bagaimana dirinya berhasil menjadi manajer klub sepakbola paling sukses di tanah Inggris.

Ferguson bukan hanya terbilang sukses, tapi juga setia; buktinya, manajer yang kini telah berusia 71 tahun itu telah mengarsiteki MU selama 26 tahun, dan berhasil meraih 19 gelar juara Liga Premier, dan seabreg gelar juara lainnya.

Ferguson mencoba untuk memberikan tips keberhasilannya dalam mengurus salah satu klub sepakbola terbesar di dunia, dan telah menjadi sebuah merek dagang global. Ya, kini MU telah menjadi salah satu brand yang menjadi komoditas perdagangan, seperti yang diungkapkan chief executive MU David Gill: ‘Steve Jobs adalah Apple. Sir Alex Ferguson adalah Manchester United.

"Saya ingin menceritakan kisah yang berbeda, dan menggunakan imajinasi saya. Namun, secara umu, ini semua adalah tentang ekspektasi, kepercayaan, dan keyakinan kepada satu sama lain," ujar Ferguson.

"Saya ingat kala menonton Ander Bocelli, seorang penyanyi opera. Sebelumnya saya belum pernah menonton konser klasik seperti itu. Namun, ketika saya menontonnya, saya berpikir tentang koordinasi dan kerja sama tim, yang satu bergerak dan yang satu lagi berhenti, sangat luar biasa," Ferguson menjelaskan.

Selain itu, Ferguson pun membicarakan tentang bagaimana cara menghadapi para pemain. "Kami memberi mereka (pemain) denda, tapi kami tetap membuat mereka merasa nyaman. Anda tidak boleh kehilangan kontrol; tidak ketika anda berhadapan dengan 30 orang miliarder. Apabila mereka keluar dari kontrol saya, mereka semua akan mati," ungkap Ferguson dengan nada serius sekaligus santai.

Fergusion pun memberikan penjelasan tentang kondisi pesepakbola sekarang ini. "Pemain sekarang ini hidup dalam perlindungan yang lebih baik, jadi mereka tidak lagi rapuh seperti 25 tahun lalu," manajer asal Skotlandia itu melanjutkan.

"Saya sangat agresif beberapa tahun lalu. Saya sangat bersemangat dan ingin selalu meraih kemenangan. Tapi sekarang ini, saya lebih lunak," imbuh Ferguson. "Dan, saya lebih mudah melatih pemain yang masih rapuh. Ada sebuah sensasi tentang ‘hairdryers’ dan amarah; tapi anda tidak selalu harus berteriak dan marah. Itu semua tidak selalu bekerja," Ferguson menegaskan.
Jangan Lupa :

Labels

 
© 2013 AKHIRNYA KU TAHU - All Rights Reserved
Desain: DheTemplate.com | Main Blogger | Taru Sun

Template: Makeityourring Diamond Engagement Rings
Proudly powered: Blogger | Google | IDwebhost | Beritambah