Merokok dapat mengganggu proses tidur akibat efek nikotin yang bersifat stimulan seperti kopi. Tetapi asap rokok ternyata juga mengganggu saluran nafas hingga memperburuk ngorok hingga sleep apnea.
Sleep apnea atau henti nafas saat tidur adalah gangguan kesehatan yang diderita luas, namun masih belum cukup dikenali masyarakat.
Ciri utama sleep apnea, berupa kebiasaan mendengkur masih dianggap hal biasa. Padahal, sleep apnea sudah dikenal menjadi penyebab hipertensi, stroke dan masalah kardiovaskular.
Faktor-faktor resiko sleep apnea antara lain: pria, obesitas, sempitnya saluran nafas, genetik serta bentuk rahang yang tak normal. Kini dikenali satu lagi faktor risiko, merokok.
Gangguan yang konon diderita 16%-33% pria dan 8%-19% wanita ini pada perinsipnya disebabkan oleh saluran nafas yang melemas lalu menyempit saat tidur.
Penyempitan ini bisa mengganggu aliran udara, hingga penderitanya mengalami sesak saat tidur. Tubuh pun akan membangunkan otak sementara agar dapat menarik nafas. Sayang, si penderita biasanya dirinya terbangun-bangun sepanjang malam hingga ia merasa tak segar ketika bangun.
Dengan kualitas tidur yang buruk, penderita mengalami kantuk berlebihan walau sudah cukup tidur, yang disebut hipersomnia. Tanpa ia sadari, ia semakin mengantuk setiap harinya. Hingga untuk beraktivitas ia membutuhkan stimulan berupa bercangkir-cangkir kopi.
Untuk meningkatkan konsentrasi dan menenangkan emosi, pendengkur pun membutuhkan stimulan lain, nikotin! Ia merasa rokok dapat membantunya lebih berkonsentrasi. Sayang, ia tak menyadari bahwa kafein dan nikotin yang tak diatur konsumsinya dapat mengganggu proses tidur di malam hari.