Sabtu, 13 Oktober 2012

OJEK MOTOR PAKAI ARGO BERADA DI SURABAYA

Bagikan Artikel Ini :
Selama ini, tukang ojek identik dengan sosok yang penuh keringat, dekil, dan kadang ongkosnya tidak jelas.

Sehingga membuat masyarakat ragu untuk menumpang ojek, dan lebih memilih alat transportasi umum
lainnya.

Namun kini di Surabaya, terdapat ojek yang dikelola secara profesional mengadopsi sistem taksi, yakni Projack.

Projack mulai beroperasi 22 September lalu. Karena belum sampai satu bulan, ojek berargo pertama di Surabaya itu, masih memiliki 75 sepeda motor yang melayani wilayah Surabaya dan Sidoarjo, namun tiga bulan ke depan, Projack menargetkan 200 armada motor.

Ciri-ciri ojek Projack, berjaket khas bercorak hitam kuning, helm berwarna kuning, dan membawa ID Card. Setiap orang bisa menjadi ojek di Projack. Syaratnya cukup memiliki motor dan Surat Izin Mengemudi.

”Inti dari usaha ini untuk memprofesionalkan tukang ojek, dan mengubah persepsi masyarakat terhadap ojek selama ini,” kata Wahyu Dewanto, managing director Projack.

Wahyu menjelaskan, tukang ojeknya tidak harus standby di tempat-tempat tertentu. Hanya saja ketika terdapat order, mereka harus siap sedia.

Wahyu mengatakan, ide awal dari Projack ini, karena Wahyu pernah kesulitan mencari ojek ketika jalanan mulai macet. Mengendarai taksi juga tidak memungkinkan, karena akan terjebak macet.

Mengendarai kendaraan umum, tentu akan sering berhenti untuk mengangkut penumpang. Sejak itulah, Wahyu berpikir mengapa tidak ada ojek yang bisa dipanggil seperti taksi.

”Di Jakarta sudah ada, karena tingkat kemacetannya sudah sangat tinggi. Di Surabaya sendiri, ini baru pertama,” kata Wahyu. Akhirnya tercetuslah Projack yang mengadopsi manajemen taksi. Terdapat
call center di Jalan Veteran 6-8 Surabaya, yang bisa digunakan untuk memesan ojek, atau hanya sekedar menanyakan harga.

Selama ini ojek tidak memiliki standarisasi ongkos yang jelas. Harga ditentukan berdasar kepiawaian tawar menawar antara calon penumpang dengan tukang ojek. Bahkan tak jarang penumpang turun dari motor
dengan rasa kecewa karena merasa tertipu. Wahyu menjelaskan, di Projack, sistem harga ditentukan berdasarkan jarak tempuh.

”Kami melacak lokasi penumpang, dan menentukan harganya sesuai dengan tujuan menggunakan google earth,” jelas Wahyu.

Sama seperti taksi yang memiliki ongkos minimal, Projack juga memiliki ongkos minimal, Rp 12.000, untuk satu dan dua kilometer pertama. Satu kilometer selanjutnya, dihargai dengan Rp 1.750.

Nominal harga tersebut secara otomatis muncul di layar call center, sehingga penumpang tak lagi perlu tawar menawar dengan ojek lagi. Setelah muncul di layar, dan penumpang sepakat, call center mengirim SMS ongkos kepada penumpang dan ojek. Dengan demikian, penumpang tidak akan merasa tertipu.

”Setiap penumpang akan mendapat kwitansi bukti pembayaran. Dan di helm ojek, terdapat nomor yang bisa digunakan untuk komplain penumpang. Kalau di taksi biasanya disebut nomor lambung,” jelas Wahyu.

Beberapa keunggulan ojek Projack dengan ojek tradisional pada umumnya adalah, tingkat keamanan. Ojek tradisional resiko ditanggung penumpang, namun di Projack jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan, ditanggung asuransi.

Jika ojek tradisional berstatus pangkalan, di Projack status pengelola secara resmi dan berbadan hukum. Selain melayani penumpang, Projack juga melayani antar jemput anak sekolah.

Dibandingkan dengan mobil antar jemput sekolah, Projack lebih praktis, karena tidak harus menunggu jemputan lainnya.

”Jika yang mengantarkan tidak bisa, ada yang menggantikan,” tambah Wahyu.



Jangan Lupa :

Labels

 
© 2013 AKHIRNYA KU TAHU - All Rights Reserved
Desain: DheTemplate.com | Main Blogger | Taru Sun

Template: Makeityourring Diamond Engagement Rings
Proudly powered: Blogger | Google | IDwebhost | Beritambah