Rabu, 14 November 2012

WANITA AFGHANISTAN BELAJAR BACA DAN NULIS DENGAN USTAD MOBILE

Bagikan Artikel Ini :
Afghanistan mencanangkan program baru pemberantasan buta huruf yang memungkinkan para perempuan  yang tak bisa sekolah formal karena perang dan kekerasan yang terus berlanjut di negeri itu untuk belajar membaca dan menulis melalui telepon seluler (Ponsel).

Ponsel yang disebut Ustad Mobile itu memuat kursus yang berkurikulum nasional, dan tersedia dalam dua bahasa nasional Afghanistan, yaitu Dari dan Pashto. Selain belajar membaca, Ustad Mobile juga berisi pelajaran berhitung.

Seluruh pelajaran dalam aplikasi itu bersifat audio visual, dengan tulisan, pengucapan, dan frase,  yang terinstall langsung pada Ponsel itu.

Muzhgan Nazari, gadis berusia 18 tahun, duduk di karpet pada sebuah kelas yang kecil di Kabul, dengan beberapa perempuan sedang belajar menulis dan membaca, bercerita Taliban sedang berkuasa ketika umurnya sudah masuk usia sekolah.



"Saya tak bisa bersekolah karena Taliban mengambil alih Kabul," kata Muzhgan, yang menyebut ayahnya juga melarangnya sekolah. "Setelah saya mengetahui pusat pelatihan membaca untuk perempuan ini, saya merayu ayah saya, dan dia mengizinkan saya hadir setiap hari," katanya.

Program "Ponsel Ustad" ini didukung oleh provider swasta dan menteri pendidikan, dengan bantuan dana dari Amerika Serikat.

Software dalam ponsel itu dikembangkan oleh Paiwastoon, sebuah perusahaan IT di Afghanistan, dengan bantuan USAID sebesar $80 ribu dolar AS. Program itu ingin membonceng gelombang naik kepemilikan ponsel di Afghan untuk memberantas buta huruf di negeri itu yang termasuk terburuk sedunia.

Walau pun kini jutaan perempuan sudah boleh mengikuti sekolah, namun angka bisa membaca pada perempuan Afghan masih sangat rendah, hanya 12,5 persen. Pada lelaki, angkanya sekitar 39,3 persen.

"Ini bahan ajar pertama kali yang audio visual, yang langsung bisa diterima ponsel mereka," kata Mike Dawson, CEO Paiwastoon. Perusahaan itu telah bereksperimen di lapangan, sebelumnya, dengan program "One Laptop Per Child" yang berhasil memberikan 3 ribu laptop ke perempuan dan anak-anak di Kabul, Kandahar, Herat, Baghlan, dan Jalalabad.

"Kita bisa mempermudah tugas guru dengan menggunakan video dan audio serta pertanyaan dan latihan," kata Dawson. "Ponsel lebih murah daripada segala jenis komputer dan masyarakat sudah akrab dengan itu. Juga perawatannya jauh lebih mudah," katanya.

Aplikasi gratisan itu bisa diinstall pada semua ponsel, asal ada slot memory card dan kamera. Sedang pelajaran individual, yang bisa diakses di situs kementerian pendidikan, berisi mata ajar kata-kata dan frase-frase baru. Saat ini, sekitar 100 siswa menggunakan aplikasi ini sebagai pilot project di Kabul, 65 persen diantaranya perempuan.

"fokus dan target kami adalah para perempuan tak terdidik," kata Direktur Program ini, Allah Baz Jam. Saat ini, dari sekitar 8,4 juta anak usia sekolah Afghanistan, 39 persen diantaranya adalah anak perempuan.

Jangan Lupa :

Labels

 
© 2013 AKHIRNYA KU TAHU - All Rights Reserved
Desain: DheTemplate.com | Main Blogger | Taru Sun

Template: Makeityourring Diamond Engagement Rings
Proudly powered: Blogger | Google | IDwebhost | Beritambah