"Sudah saya sampaikan, saya ini pro pembangunan transportasi massal. Sedangkan pembangunan jalan tol itu memberikan fasilitas kepada yang bermobil," ujar Jokowi, usai mengikuti rapat di Kantor Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), Rabu (14/11).
Dia justru khawatir, jika keberadaan enam ruas jalan tol yang akan dibangun itu justru memberi peluang bagi para pengguna mobil pribadi untuk menggunakan kendaraannya. Dengan begitu, volume kendaraan pun dipastikan akan meningkat. Padahal, konsep Pemprov DKI untuk mengurai kemacetan di ibu kota salah satunya yakni dengan menciptakan sistem transportasi massal.
"Saya belum bicara setuju atau tidak setuju. Karena saya masih butuh penjelasan secara detail dan menyeluruh. Enam ruas jalan tol dalam kota itu gunanya untuk apa? memberikan fasilitas bagi mobil atau pada elevated bus atau moda transportasi lainnya," kata Jokowi.
Terlebih, kata Jokowi sapaan akrabnya, pihak Kementerian PU hingga kini belum memberikan penjelasan secara detail mengenai manfaat dan peruntukan enam ruas jalan tol yang akan dibangun tersebut. Namun informasi yang ia dapatkan, Kementerian PU akan menyiapkan jalur khusus untuk transportasi massal. Namun bentuknya seperti apa, dirinya mengaku belum mengetahuinya.
Enam ruas jalan tol yang rencananya akan dibangun Kementerian PU tersebut yakni, Kampung Melayu-Kemayoran sepanjang 9,6 kilometer, Semanan-Sunter lewat Rawabuaya (22,8 kilometer), Kampung Melayu-Duri Pulo lewat Tomang (11,4 kilometer), Sunter-Pulogebang lewat Kelapa Gading (10,8 kilometer), Ulujami-Tanahabang (8,3 kilometer) dan Pasarminggu-Cassablanca (9,5 kilometer). Diperkirakan proyek ini menelan biaya sekitar Rp 42 triliun.