|
BERITA |
OLAHRAGA |
HUMOR |
SEKS |
RAMALAN BINTANG |
Di pengadilan, John Kiriakou mengaku bersalah, karena sudah menyebarkan nama samarannya. Kiriakou memberitahu nama samarannya lewat email untuk membantu wartawan mendapatkan informasi terkait aktivitas interogasi CIA terhadap tersangka Al Qaeda, Abu Zubaydah.
Hakim Leonie Brinkema menjatuhkan vonis 2,5 tahun bagi Kiriakou, hukuman itu sama seperti yang dijatuhkannya ke mantan ajudan Presiden Barack Obama yang membocorkan nama sandi agen CIA, Valerie Plame. Valerie Plame adalah agen CIA yang merupakan istri dari mantan Duta Besar Joseph Wilson.
Kiriakou sudah pensiun dari dinas CIA pada 2004 silam, namun pada 2007, pria itu banyak membahas metode interogasi dengan penyiksaan waterboarding dalam interogasi Zubaydah. Pemerintah AS mulai menggelar penyelidikan atas Kiriakou.
Pada November mendatang, Kiriakou akan menjalani proses pengadilan dan dihadapkan dengan empat dakwaan lain. Direktur CIA David Petraeus turut menyambut dakwaan tersebut dan menganggapnya bak kemenangan.
"Sumpah memang penting, dan ada konsekuensi bagi siapapun yang percaya bahwa, mereka berada di atas hukum yang melindungi pegawai-pegawai kita," ujar Petraeus.
Meski demikian, pengacara Kiriakou, Robert Trout, mengatakan bahwa kliennya tidak berniat untuk merusak citra AS dengan tindakannya. Kiriakou disebut sebagai seorang yang masih berjuang untuk keamanan nasional AS.
Kiriakou akan menjalani masa tahanan di kamp Pennsylvania. Tahanan itu tidak dijaga ketat dan mantan agen CIA itu sepakat untuk membayar denda sebesar USD250 ribu atau sekira Rp2,4 miliar
