Membayangkan hal-hal tentang hubungan seks atau yang disebut dengan berfantasi bermanfaat meningkatkan gairah seksual seseorang dan juga meningkatkan kemungkinan untuk mencapai orgasme. Tentunya hal ini mampu meningkatkan kualitas kehidupan seksual Anda dan pasangan.
Fantasi seksual bukan berarti sebuah pelampiasan karena tidak puas dengan kehidupan seksnya bersama pasangan, tetapi munculnya fantasi seksual merupakan aspek lain yang sehat dari kenikmatan seksual. Karena itu wajar jika muncul beberapa pikiran yang sedikit nakal dalam benak Anda seperti berhubungan seks dengan satu atau dua orang, dengan orang asing atau orang yang Anda kenal, dan melakukan beberapa posisi bercinta.
Akan tetapi, ada jenis fantasi seksual yang tidak sehat, seperti ketika seseorang membayangkan dirinya sebagai korban kekerasan dan terpuaskan secara seksual karena perlakuan kasar. Fantasi seksual yang kasar dapat mempengaruhi sikap Anda dalam kehidupan seks yang sebenarnya.
Seperti dilansir Besthealth, Jumat (18/1/2013), sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behaviour bulan April 2012 lalu menyatakan bahwa fantasi kasar tersebut mempengaruhi 62 persen dari 355 wanita peserta penelitian.
Para peneliti percaya bahwa fantasi tersebut muncul karena wanita ingin sesekali mencoba seks yang lebih panas tetapi malu mengutarakannya kepada pasangan. Sehingga hal tersebut memicu munculnya fantasi seksual yang kadang melibatkan kekerasan, seperti memukul atau mengikat kedua tangannya.
Menurut peneliti, wanita yang lebih terbuka dalam menyampaikan keinginannya kepada pasangan, cenderung memiliki fantasi seks yang lebih sehat. Sehingga dirinya memiliki sikap yang lebih positif ketika dihadapkan pada seks yang sebenarnya.
Bagaimanapun, ingatlah bahwa fantasi seksual tersebut tidak real dan beberapa fantasi harus tetap tinggal di angan-angan Anda saja, misalnya fantasi melakukan seks dengan dua orang sekaligus (threesome). Hal ini tidak mungkin Anda bawa ke kehidupan seksual yang nyata bersama pasangan Anda.