Menurutnya, banyaknya penolakan dari masyarakat menjadi pertimbangan, meski di lain sisi tetap harus dilakukan pendalaman terkait rencana pembangunan itu.
"Kita sepakat penambahan ruas jalan enggak bisa menyelesaikan masalah macet, itu kenapa kita fokus pada transportasi umum. Tapi kita enggak boleh menolak mentah-mentah," kata Basuki saat dijumpai di gedung Balaikota Jakarta, Senin (26/11/2012).
Pembangunan enam ruas jalan tol itu rencananya akan melintasi beberapa wilayah Jakarta. Yakni Kampung Melayu-Kemayoran (9,6 km), Semanan-Sunter lewat Rawabuaya Duri Pulo (22,8 km), Kampung Melayu-Duripulo lewat Tomang (11,4 km), Sunter-Pulogebang lewat Kelapa Gading (10,8 km), Ulujami-Tanah Abang (8,3 km), dan Pasar Minggu-Casablanca (9,5 km).
Pembangunan enam ruas jalan tol baru ini merupakan proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum. Sempat mandek setelah digaungkan pada 2005, rencananya pembangunan enam ruas tol itu akan dilanjutkan mulai 2013.
"Kita kaji dulu, misalnya jalur Semanan-Sunter itu menurut kami perlu dilakukan. Dalam kajian sementara, dua dari enam ruas itu bisa dikaji kembali," ujar Basuki.
Sebelumnya, sejumlah aktivis yang menggalang petisi menolak pembangunan enam ruas tol mendatangi gedung Balaikota untuk menyampaikan aspirasinya. Pada prinsipnya, para aktivis ini menolak pembangunan tol dalam kota karena tak akan memberikan dampak berarti pada upaya menekan tingkat kemacetan.
"Yang jelas kami menolak pembangunan tol dalam kota. Kalau Pak Ahok ingin melakukan kajian, ya kita juga harus mengkaji kembali," kata salah seorang aktivis Marco Kusumawijaya, yang juga ahli tata kota.