Bagi sebagian perempuan, menyusui menjadi aktivitas yang cukup sulit. Tak hanya dalam hal memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup, tetapi juga mengetahui apakah Anda sudah cukup lama memberikan ASI, atau apakah bayi sudah kenyang. Warna kulit yang baik, dan berat badan yang bertambah, adalah tanda bahwa seorang bayi tumbuh subur. Hasil buangan bayi juga bisa menjadi petunjuk terbesar seberapa banyak ASI yang sudah dikonsumsinya.
Pada minggu-minggu pertama, normal saja jika bayi BAB beberapa kali sehari. Ini merupakan pertanda bahwa bayi sudah mendapat cukup ASI. Bentuk fesesnya sangat cair, sehingga mudah terserap ke popok sekali pakai yang digunakannya. Warna fesesnya akan berubah-ubah dari hitam, ke hijau kehitaman, ke kuning cenderung oranye.
Ketika menyusui pada masa-masa awal kelahiran bayi, mungkin Anda akan melihat si bayi akan menyusu dengan penuh semangat saat ASI mulai keluar. Refleks pengeluaran ASI adalah respons otak terhadap isapan bayi, yang menyebabkan sel-sel produksi susu berkontraksi dan mendorong susu ke salurannya.
Kebanyakan bayi yang menyusu ASI akan diberi ASI 8 - 12 kali dalam 24 jam. Biasanya bayi memiliki kebutuhan menyusu pada satu waktu dalam sehari (pagi atau malam), namun bayi yang baru lahir cenderung ingin menyusu setiap satu atau dua jam dalam 24 jam. Anda bisa melepaskan isapan bayi dari satu payudara setelah 20 menit, dan memberikan payudara yang lain.
Tidak ada patokan berapa lama Anda harus menyusui. Pada hari-hari pertama, kebanyakan ibu merasa proses menyusui memakan waktu lama. Namun seiring waktu, Anda dan si bayi akan makin terbiasa dengan proses menyusui, sehingga sesi menyusu akan semakin cepat. Bayi yang sudah lebih besar bisa mengosongkan ASI dari payudara Anda dalam 10 menit saja. Namun Anda tak perlu membandingkan kebiasaan menyusu si kecil dengan bayi lain, karena setiap bayi akan memiliki "kepribadian" sendiri.
Bagi bayi, menyusu tak hanya memuaskan rasa laparnya, tetapi juga memberikan kenyamanan dan kedekatan dengan sang ibu. Saat bayi menyusu, ia akan melepaskan hormon cholecystokinin (CCK), yang membuatnya mengantuk. Yang menarik, Anda pun akan melepaskan hormon ini, dan membuat Anda ikut mengantuk. Menyusui akan memberikan sensasi yang berbeda-beda pada perempuan. Ada yang merasakan sedikit rasa menggelenyar, ada yang sedikit nyeri, ada pula yang tidak merasakan apa-apa namun menyadari susu keluar dari payudara yang lain. Anda juga akan melihat perubahan pada pola menyusu si bayi, dari mengisapnya dengan cepat hingga menyedot kuat dan lama.
Usai menyusu, bayi biasanya tertidur dan mengalami jeda yang panjang antara keinginan menyusu yang berikutnya. Ketika sudah kenyang, biasanya bayi akan melepaskan puting payudara Anda dengan sendirinya. Setelah jeda beberapa saat, sesudah ia bersendawa, diganti popoknya, dan bangun sebentar, Anda bisa menyusuinya pada payudara yang lain.
Pada hari-hari pertama bayi lahir, satu payudara Anda mungkin akan cukup memberinya ASI. Namun Anda juga bisa mencoba menyusuinya dengan payudara yang lain. Setelah terbiasa, ia akan mulai mencari payudara lain bergantian. Jika ia hanya menyusu dari satu payudara, payudara Anda mungkin akan terasa penuh dan tidak nyaman. Redakan rasa tak nyaman ini dengan memeras sedikit susu sampai payudara terasa lebih nyaman.
Komposisi ASI juga cenderung berubah selama menyusui. Saat pertama dikeluarkan, kebanyakan berupa air dan laktosa, yang penting untuk perkembangan otak. Menjelang akhir menyusui, susu lebih banyak mengandung lemak. Namun karena tidak ada waktu yang tetap kapan perubahan komposisi itu terjadi, sebaiknya Anda tidak membatasi waktu menyusui.
Bayi biasanya akan kehilangan 10 persen berat badannya saat lahir, pada hari-hari pertamanya. Berat badan lahir akan kembali setelah sekitar dua minggu. Kemudian, untuk 12 minggu pertama bayi akan bertambah berat sekitar 150 gram atau lebih. Namun Anda perlu memandang perkembangan dan kondisinya secara keseluruhan, bukan sekadar mengkhawatirkan pertambahan berat badannya.
Jika bayi lesu, mengantuk, berat badannya tidak bertambah, dan tidak memiliki gerak usus yang teratur, kemungkinan ia belum mendapatkan cukup ASI. Namun kondisi ini mudah diatasi kok, cukup dengan memastikan bahwa ia menyusu secara teratur dan memperbaiki posisinya saat menyusu.