Saudaraku...
Coba bayangkan ketika kamu naik perahu, mendayung melewati gelombang dan lautan luas, menghindari kekejaman di negaramu. Dari Myanmar mendayung melewati Thailand, karena ingin berteduh di Malaysia dan Indonesia. Karena kamu berpikir, di negara tersebut ada banyak saudaramu. Namun ketika sampai di Malaysia, kamu diusir. Sementara di Indonesia, kamu dipenjarakan.
Entah kenapa ukhuwah ini telah dibatasi oleh geografis bangsa. Ukhuwah yang begitu kuat, harus tergadaikan oleh aturan-aturan yang dibuat oleh manusia.
Dimana umat muslim yang katanya bersaudara?
Di sini kita bercanda, tertawa bersama sahabat dan sanak saudara. Namun di sana, saudara kita dibantai, disiksa, bahkan dibunuh...
Masihkah tergerak hati ini untuk menatap mereka?
Di sini, kesempatan untuk mendirikan sholat begitu terbuka tapi kadang kita melalaikannya. Di sana, mereka harus sholat dengan bersembunyi! Karena bila ada operasi, dan ditemukan ada yg tengah sholat, mereka akan dibunuh atau disiksa.
Duh Gusti.. Ada apakah gerangan? Ujian ini begitu berat bagi hamba-Mu. Namun aku berdo’a, semoga iman di dada mereka tetap bertahan. Semoga, mereka tetap menjunjung tinggi tauhid-Mu meski ancaman bertubi menghampiri.
Jika aku dapat menuliskan sepucuk surat untuk-Mu, Ya Robb.. Ingin kusampaikan agar Engkau tumbuhkan rasa cinta pada umat muslim di dunia ini, agar mereka mencintai saudara seimannya seperti mencintai diri mereka sendiri. Tidak ada batasan negara, suku dan ras yang akan menghalangi kita untuk menyatu.
Dan untukmu yang masih merasa memiliki iman di dada.. Buktikanlah..
Berikanlah infak terbaik darimu untuk mereka.. Dan bila tidak bisa dengan harta, minimal dalam do’amu..
Ternyata ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam) adalah ungkapan yang mulai mahal harganya di saat ini. Kita semua tahu, bahwa kunci kejayaan umat muslim ada pada ukhuwah, namun kita telah krisis akan itu.
“Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.” (Q.S. Ali Imran : 103)
Sepertinya ayat itu sudah tak bermakna bagi kita, melihat kondisi saat ini yang penuh dengan keegoan diri.
Ya Ghaffaar.. Ampunilah hamba-Mu ini..
Yang ketika berbelanja, lupa menyisihkan sebagian harta pada yang membutuhkannya..
Yang ketika mendapatkan kenikmatan dari-Mu, terlupa akan ada yang membutuhkan sebagian kenikmatan itu..
Jangan biarkan kami lalai dan dibutakan oleh fatamorgana dunia..
Jika memang ini merupakan tanda akhir zaman, di mana umat Islam sudah tak merasa lagi bahwasanya mereka itu bersaudara, jangan biarkan hamba, keluarga hamba dan orang-orang yang membaca ini menjadi salah satu dari golongan itu.
Izinkan kami menjadi orang-orang pilihan.. Yang Engkau pilih menjadi hamba-hamba yang menjunjung tinggi ukhuwah ini..
Jangan biarkan ukhuwah ini memudar..
Dan untuk saudaraku yang dibantai, dibunuh dan disiksa.. Tetaplah teguh.
Buktikanlah bahwa imanmu tidak dapat dibeli, bahkan dengan nyawa sekali pun.
Salam hangat penuh cinta dariku jika engkau sempat membaca tulisan ini. Sebisa mungkin, aku akan berusaha memberikan yang terbaik dariku untukmu. Entah dengan apa saja yang aku bisa.
Saudaraku..
Engkau yang di Malaysia..
Engkau yang di Indonesia..
Marilah ulurkan tangan, membantu saudara-saudara kita yang diabaikan di negerinya sendiri.
Kemana lagi mereka akan melindungi diri, jika bukan di sini, di rumah kita?
Sekarang sudah jelas bahwa siapa yang benar dan siapa yang salah. Siapa yang membantai dan siapa yang dibantai.
Untuk itu, tidak ada lagi alasan membiarkan mereka terlunta tak tertolong.
Sungguh.. Ukhuwah itu indah...
Dekaplah mereka..
Peluklah mereka dalam dekapan ukhuwah ini..
Sungguh sesama muslim itu bersaudara. Kita ibarat dua jiwa dalam satu tubuh. Bila tubuh yang satu merasakan sakit, tubuh yang lain juga akan turut merasakannya..
Sudah saatnya kita menyatu..
Jangan biarkan batasan negara menghalangi persaudaraan kita..
Jangan biarkan ukhuwah ini memudar…
Ana uhibbukum fillah lillah..
Ana uhibbukum fillah lillah…
La tansahum fii du’a ikum..
Jangan Lupakan mereka dalam do’amu..