Menurut Akbar tak ada alasan yang kuat bagi siapapun di Partai Golkar untuk memecat dirinya. Apalagi kalau pemecatan hanya karena surat yang dikirimkan Dewan Pertimbangan ke DPP Partai Golkar terkait evaluasi pencapresan Aburizal Bakrie (Ical).
“Masa sebagai Ketua Dewan Pertimbangan saya menyampaikan pendapat dijadikan dasar untuk mundur,” kata Akbar kepada wartawan, Senin (31/12), di Jakarta.
Akbar mengaku tidak tahu wacana pemecatan dirinya datang dari Sekretaris Jendral Partai Golkar Idrus Marham. Menurutnya Idrus sama sekali tidak pernah menyampaikan hal itu kepada dirinya. “Saya tidak dengar langsung ucapannya dia. Tapi yang saya dengar begitu dari media,” ujar Akbar.
Dewan Pertimbangan Partai Golkar wajib menyampaikan saran dan masukan kepada DPP terkait pencapresan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Dalam konteks ini, Akbar merasa surat yang dikirimkan ke DPP tidak ada masalah. Dia menolak pernyataan kritisnya soal pencapresan Ical disebut sebagai upaya penggembosan bagi Ical.
Menurut Akbar, bila lantaran pernyataan kritisnya dia harus mundur dari jabatan Ketua Dewan Pertimbangan, maka hal serupa juga harus dialami seluruh anggota Dewan Pertimbangan Golkar. Sebab apa yang dia sampaikan sebetulnya hasil keputusan bersama anggota Dewan Pertimbangan.
“Berarti seluruh anggota dewan pertimbangan juga disuruh mundur dong. Saya sebagai ketua tentu yang menyampaikannya kepada publik,” ujar Akbar.
Akbar memastikan setiap pernyataan kritisnya terhadap Ical bertujuan memenangkan partai. Dia meyakini sampai saat ini Ical masih berpeluang menang menjadi presiden di 2014. “Itu saya sampaikan dalam berbagai kesempatan di daerah,” katanya.