|
BERITA |
OLAHRAGA |
HUMOR |
SEKS |
RAMALAN BINTANG |
Para siswa itu berpesta miras saat peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram, Jumat kemarin. Rapat dewan guru akhirnya memutuskan 6 orang kelas 3 dan 3 orang kelas 1 itu dikeluarkan dari sekolah.
Para orang tua langsung bereaksi dan mendatangi sekolah. "Kami ingin anak kami tetap sekolah di sini. Mudah-mudahan bisa diterima lagi," kata Pipin, salah satu orang tua siswa.
Namun agaknya tak mudah bagi sekolah untuk mencabut sanksi itu. Kepala SMKN 2 Sunyoto tak berani menyepakati permintaan para orang tua. "Keputusan ini sudah diputuskan dalam rapat sebelumnya. Usulan ini akan kita bawa ke rapat dewan guru," katanya.
Sunyoto tak berani menjamin hasil rapat dewan guru akan menguntungkan para siswa itu. "Tentu saja keputusan yang diambil terserah forum, karena pada dasarnya kesalahan jelas, aturan jelas, sanksi sudah jelas," katanya. Namun Pipin tetap berharap. "Saya tetap berjuang untuk anak saya," katanya.
Sunyoto menjelaskan, pihak sekolah sebenarnya sudah memberikan solusi kepada para siswa kelas 3 yang dipecat untuk mengikuti ujian Kejar Paket, karena tak bisa ikut ujian nasional.
"Mereka waktu itu sudah menerima. Mungkin mencari sekolah lain sesama negeri tidak bisa, karena nominasi (peserta ujian nasional) sudah dibuat dan dikirim ke Jakarta. Sebenarnya kalau mau ya bisa, masih ada revisi. Mungkin mereka belum mencoba, sudah mengatakan sulit. Ke sekolah swasta sebetulnya bisa," katanya.
Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Jember, Tatang Priyanggono, akan melakukan klarifikasi kepada SMKN 2. "Kalau memang pelanggaran sudah berat, ya wajar (dikeluarkan)," katanya.
